Jumlah penambahan kasus harian terkonfirmasi COVID-19 pada akhir bulan Januari 2022 ini sudah menembus angka > 10.000 kasus. Peningkatan jumlah kasus konfirmasi ini diperkirakan akibat dari sudah masuknya varian Omicron di Indonesia.

Varian Omicron pertama kali terdeteksi oleh para ahli di Afrika Selatan pada November 2021 dan mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Mutasi yang terjadi pada varian ini menyebabkan virus lebih cepat menular. Sama seperti varian sebelumnya, Omicron dapat menyebabkan berbagai keluhan jika sudah menginfeksi tubuh, mulai dari tanpa gejala (asimptomatik), gejala ringan, sedang, berat hingga kematian. Sebagain besar kasus yang dilaporkan adalah tanpa gejala dan dapat juga menyerang orang yang telah divaksin.

Gejala yang ditimbulkan oleh mutasi terbaru virus Covid ini tidak berbeda dengan mutasi sebelumnya, yaitu:

·         Batuk kering, nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal (89%)

·         Merasa kelelahan atau mudah lelah (65%)

·         Hidung tersumbat/pilek (59%)

·         Demam (38%)

·         Mual atau muntah (22%)

·         Sesak napas (16%)

·         Diare (11%)

·         Anosmia atau ageusia (8%)

Meskipun keluhan yang ditimbulkan lebih banyak kasus ringan, namun, virus ini masih tetap berbahaya bagi orang yang rentan, yaitu orang lanjut usia, dengan penyakit komorbid atau penyerta dan anak-anak.

Pencegahan penularan Omicron juga tidak berbeda dengan varian lain, selalu menerapkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan baik di tempat kerja, sekolah atau tempat umum lainnya. Selain itu, bagi masyarakat yang layak untuk divaksin, maka segera melakukan vaksinasi COVID-19 dua dosis atau dosis lengkap, karena vaksinasi COVID-19 telah terbukti mengurangi kemungkinan untuk rawat inap di rumah sakit dan COVID-19 gejala berat. (dr. Nurfathonah Aryana)

Jumlah penambahan kasus harian terkonfirmasi COVID-19 pada akhir bulan Januari 2022 ini sudah menembus angka > 10.000 kasus. Peningkatan jumlah kasus konfirmasi ini diperkirakan akibat dari sudah masuknya varian Omicron di Indonesia.

Varian Omicron pertama kali terdeteksi oleh para ahli di Afrika Selatan pada November 2021 dan mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Mutasi yang terjadi pada varian ini menyebabkan virus lebih cepat menular. Sama seperti varian sebelumnya, Omicron dapat menyebabkan berbagai keluhan jika sudah menginfeksi tubuh, mulai dari tanpa gejala (asimptomatik), gejala ringan, sedang, berat hingga kematian. Sebagain besar kasus yang dilaporkan adalah tanpa gejala dan dapat juga menyerang orang yang telah divaksin.

Gejala yang ditimbulkan oleh mutasi terbaru virus Covid ini tidak berbeda dengan mutasi sebelumnya, yaitu:

·         Batuk kering, nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal (89%)

·         Merasa kelelahan atau mudah lelah (65%)

·         Hidung tersumbat/pilek (59%)

·         Demam (38%)

·         Mual atau muntah (22%)

·         Sesak napas (16%)

·         Diare (11%)

·         Anosmia atau ageusia (8%)

Meskipun keluhan yang ditimbulkan lebih banyak kasus ringan, namun, virus ini masih tetap berbahaya bagi orang yang rentan, yaitu orang lanjut usia, dengan penyakit komorbid atau penyerta dan anak-anak.

Pencegahan penularan Omicron juga tidak berbeda dengan varian lain, selalu menerapkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan baik di tempat kerja, sekolah atau tempat umum lainnya. Selain itu, bagi masyarakat yang layak untuk divaksin, maka segera melakukan vaksinasi COVID-19 dua dosis atau dosis lengkap, karena vaksinasi COVID-19 telah terbukti mengurangi kemungkinan untuk rawat inap di rumah sakit dan COVID-19 gejala berat. (dr. Nurfathonah Aryana)