Telpon : (0461) 21053

PROGRAM JIWA


PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS JATIBARU

Dewasa ini masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat dunia. Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Satu atau lebih gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), data nasional untuk gangguan mental emosional (gejala depresi dan cemas) yang dideteksi pada penduduk usia ≥15 tahun atau lebih, dialami oleh 6% penduduk atau lebih dari 14 juta jiwa; sedangkan gangguan jiwa berat (psikotik) dialami oleh 1.7/1000 atau lebih dari 400.000 jiwa. Sebesar 14,3% dari gangguan psikotik tersebut atau sekitar 57 ribu kasus mengatakan pernah dipasung. Di Puskesmas Jatibaru, jumlah  keseluruhan kasus jiwa mencapai 122 kasus dengan kasus tertinggi adalah skizofrenia sebanyak 83 kasus, kasus insomnia sebanyak 29 kasus Dan sisanya adalah kasus gangguan psikotik akut, depresi Dan ansietas.

Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas merupakan program dari KEMENKES , dengan dihadirkannya layanan kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas, Kemenkes mengharapkan muncul pemahaman lebih tinggi dari masyarakat sekitar dalam membantu peningkatan kualitas hidup pasien penderita. Ada beberapa masalah kesehatan jiwa dan napza yang menjadi sasaran program dan kegiatan, yaitu deteksi dini, orang dengan gangguan jiwa berat, depresi, gangguan mental emosional dan rehabilitasi pencandu narkotika.

Gangguan jiwa yang sering ditemukan di pelayanan kesehatan primer (Tingkat Puskesmas) antara lain adalah depresi dan cemas, baik sebagai diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya. World Health Organization (WHO) menemukan bahwa 24% pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan primer memiliki diagnosis gangguan jiwa. Tidak sedikit masalah kesehatan jiwa tersebut dialami oleh usia produktif, bahkan sejak usia remaja. Depresi juga dapat terjadi pada masa kehamilan dan pasca persalinan, yang dapat mempengaruhi pola asuh serta tumbuh kembang anak.

Program pelayanan kesehatan jiwa bertujuan menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

Foto : Desti Julfitriah, S. Kep. Ns, Programer Jiwa

Desti Julfitriah, S.Kep. Ns mengatakan bahwa Pelayanan kegiatan program jiwa di Puskesmas Jatibaru, mencakup deteksi dini gangguan jiwa dan pasung di masyarakat,  deteksi dini cemas dan depresi pada pasien dengan diagnosis fisik kronik. Kegiatan konseling di poli puskesmas dengan dokter dan programmer jiwa puskesmas dan juga dengan kunjungan rumah dengan tujuan  melalui pendekatan keluarga agar keluarga ODGJ dapat menerima dan memberikan perhatian yang lebih serta ikut dalam pengawasan minum obat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Serta merujuk pasien-pasien ke pelayanan kesehatan sekunder (RSUD) maupun tersier (RSJ) sesuai dengan indikasi dan kebutuhan pasien.