Berita Terbaru
Fogging Atau 3M Plus?
Diunggah Oleh Puskesmas Jatibaru Kota Bima
Tanggal Kamis,26 Januari 2023
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Puskesmas Jatibaru diperkirakan mengalami peningkatan. Data menunjukkan di wilayah kerja Jatibaru, DBD pernah memuncak pada tahun 2020 dengan jumlah kasus 141, menurun di tahun 2021 menjadi 26 kasus dan meningkat kembali tahun 2022 menjadi 70 kasus. Di tahun 2023, sampai dengan hari ke-26 jumlah pasien DBD adalah 29 orang. Total kasus DBD 2 bulan terakhir adalah 42 kasus.
Demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, syok bahkan kematian, sehingga tak jarang masyarakat meminta Puskesmas - Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging atau pengasapan untuk memberantas nyamuk.
Namun, cukupkah penanggulangan demam berdarah dengan cara fogging tersebut? Mari kita cermati fakta-fakta berikut ini :
1. Fogging merupakan salah satu metode untuk membunuh nyamuk yang efektif terhadap nyamuk dewasa.
2. Telur dan jentik nyamuk, tidak akan mati dengan fogging. Mereka akan tetap hidup dan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam 2-6 hari. Ketika udara telah bersih dan siap menjadi dewasa, maka nyamuk akan kembali menularkan virus dengue.
3. Kehidupan nyamuk terdiri dari empat fase berbeda, yaitu telur, larva pupa dan nyamuk. Pada tiap-tiap fase ini, jenis penanggulangan dan pencegahan yang perlu dilakukan tentu berbeda.
4. Fogging dalam ruangan hanya dapat bertahan 5 hari dan di luar ruangan 3 hari.
5. Tak hanya mematikan bagi nyamuk, fogging juga beracun bagi hewan lain, seperti kupu-kupu, kunang-kunang, laba-laba, cacing tanah dan lebah. Katak, tokek dan burung, yang juga memakan nyamuk, juga bisa terkena efek fogging. Serangga mempunyai peranan yang penting terhadap 90% penyerbukan tanaman berbunga. Akhirnya fogging dapat mempengaruhi rantai makanan dan ekosistem.
6. Fogging dapat mencemari lingkungan, selain itu harganya mahal, hasilnya tidak begitu signifikan bahkan akan membuat nyamuknya menjadi resisten (kebal dan tak mati karena fogging).
7. Paparan jangka pendek malathion (bahan aktiv fogging) tingkat tinggi dapat memengaruhi sistem saraf yang menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit kepala, mual, pusing, lemas, kram, diare, keringat berlebih, penglihatan kabur, dan peningkatan detak jantung. Kontak kulit berulang dengan malathion dapat menyebabkan ruam kulit (reaksi alergi). Paparan jangka pendek terhadap pelarut minyak bumi tingkat tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, hidung, tenggorokan, atau paru-paru. Muntah atau depresi sistem saraf pusat dapat terjadi jika tingkat pelarut minyak bumi yang sangat tinggi tertelan.
Berdasarkan fakta tersebut, maka cara terbaik yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan DBD saat ini ialah dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk - PSN 3M Plus, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja dan di lingkungan kita, karena mencegah lebih baik. *Saras, 2023*
Sumber :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7533057/ Persistent mosquito fogging can be detrimental to non-target invertebrates in an urban tropical forest
https://www.amosbutleraudubon.org/2022/05/26/the-harmful-effects-of-mosquito-fogging/
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16228097/ Effect of chemical fogging on immature Aedes mosquitoes in natural field conditions